Sabtu, 15 Oktober 2011

Katakan Jika Ini Cinta

Aku hanyalah anak biasa. Mungkin yang membuat aku spesial adalah karena wajahku yang sering dibilang tampan, tapi aku tidak merasa begitu. Lalu teman-teman dan guru memuji bahwa aku pintar tapi aku rasa tidak. Untuk berbicara dengan orang lain saja aku merasa susah. Menulis lebih mudah daripada berbicara. Tidak seperti teman-temanku yang sangat bersemangat saat ada mata kuliah yang mengharuskan berdebat. Aku tidak pandai dalam berolahraga mungkin jogging dan bersepeda saja yang biasa aku lakukan. Itu pun kalau aku mau. Hari-hari ku pun biasa. Mungkin hanya beberapa kali ada wanita yang datang dan ingin berkenalan. Kusambut ajakan itu dengan biasa saja. Benar-benar tidak ada yang spesial. Tapi mengapa banyak orang yang ingin tau tentangku. Ah, sudah tak usah dirisaukan. Terdengar suara yang aku familiar. Ternyata bunyi ponsel Mama. Sepertinya telepon dari Tante. Tidak berapa lama Mama masuk kamarku. Mama bilang lusa aku dan Mama akan pergi kerumah Nenek. Beliau sedang sakit dan tidak ada yang menjaga. Ku pikir tidak ada masalah toh dirumah Nenek aku bisa menghabiskan waktu sendiri, hanya seorang diri. Aku tidak sabar menunggu hari itu. Hari itu pun tiba. Aku menyetir bergantian dengan Mama. Sampai dirumah Nenek, aku melihat Nenek memang menunggu kedatangan kami. Nenek tidak terlihat sakit. Sepertinya Nenek memakai alasan sakit supaya aku dan Mama datang. Ya, sudahlah toh aku sudah disini. Dan Nenek pun kelihatan senag dengan kedatangan kami. Setelah melapas lelah aku pergi ke halaman belakang. Ini temat favorit ku saat berada di rumah Nenek. Rumah Nenek memang tidak besar tapi Nenek memiliki halaman yang luas.Ada banyak tanaman disana kalau ditanya tanaman apa itu aku tidak akan bisa menjawabnya. Aku hanya penikmat keindahannya. Aku duduk di gazebo. Menghirup udara yang tidak bisa aku hirup dikota besar. Mama sepertinya tidak suka melihat anaknya berdiam diri sperti itu. Mama langsung menyuruhku jalan-jalan. Sebetulnya aku malas, tapi lebih baik kuturuti saja. Aku tidak mau membangunkan singa yang sedang marah. Aku akui pemandangan diluar lebih indah di bandingkan halaman belakang rumah Nenek. "Bruk.." Suara apa itu? Seorang anak laki-laki duduk memegangi pantatnya sambil meringis kesakitan. Kuulurkan tangan ku untuk membantunya berdiri. Ia menoleh dan meraih tannganku. Ia mengucapkan terima kasih. Lalu memulai percakapan. Kami mengobrol cukup lama. Setelah puas mengobrol aku pun berpamitan pulang. Kami pun saling mengucapkan salam perpisahan dan berjanji untuk bertemu besok. Dijam dan waktu yang sama. Saat berjalan pulang aku baru ingat, kami tadi tidak saling menyebutkan nama. Besok akan kutanya siapa namanya. Besoknya aku datang pada jam yang sama dan ditempat yang sama. Anak itu tidak terlihat. Apa mungkin ia lupa? Pundaku ditepuk dari belakang. Anak itu. Dia tersenyum dan meminta maaf atas keterlambatnya. Aku hanya mengangguk. Pertemuan seperti itu terus terjadi selama 3 hari. Dan besok aku harus pulang. Tak enak rasanya harus mengucapkan dengan Anak itu. Dan aku sampai saat ini belum tau namanya Akhirnya walau dengan berat hati aku pun mengucapkan kata perpisahan itu. Anak itu keliahatan sedih. Aku pun sedih. Ia memintaku memasukkan nomor ponsel ku ke dalam ponselnya. Setelah itu ia mengatakan terima kasih dan akan menelponku nanti. Kami saling megucapkan selamat tinggal. Dua minggu sudah sejak perpisahan kami dan Anak itu belum menelpon. Aku tidak tenang dibuatnya. Rasa rindu itu yang kurasakan. Aneh.. Malam itu ponselku berdering. Kulihat telepon dari nomor yang tidak kukenal. Saat kuangkat. Jantung ku seperti berhenti berdetak. Itu suaranya. Suara Anak itu. Ia menanyakan kabarku. Meminta maaf karena baru bisa menghubungi ku sekarang. Jantungku tidak bisa berhenti berdetak. Sesak napas karena bahagia. Ia mengajakku bertemu. Badanku lemas Aku mengiyakan ajakan nya. Tidak bisa aku tutupi aku senang. Rasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya Apakah ini cinta? Katakan jika ini cinta karena jika ini cinta aku tidak peduli Anak itu pria atau wanita aku akan mencintanya. Karena cinta benar-benar membuatku gila Nb: Maaf ya kalau jelek ini cerpen pertama ^^

Read More..