Jumat, 29 Mei 2009

Dikejar Anjing…

Mungkin jika kita mendengar judul yang satu ini banyak orang akan langsung mengatakan “Kok, sama!”, “Kasian banget sih!”
Terserah orang mau bilang apa, tapi inilah yang terjadi pada diriku beberapa hari yang lalu.
Tepatnya saat akan ke sekolah ku yang tercinta
Seperti biasa, bangun pagi sarapan baru mandi (jorok banget, ya. Don’t try this at home, hanya untuk profesional dan terlatih). Setelah selesai beres-beres, pake baju dan semua ritual yang di lakuin sebelum pergi kesekolah. Tiba saatnya berpamitan lalu berangkat ke sekolah.
Waktu mau berangkat ke sekolah, Mama ngomong “Ati-ati ada anjing lepas!” begitu bunyinya. Memang sekedar untuk pemberitahuan, wilayah tempat tinggal ku warganya nggak ada yang punya anjing kecuali, satu orang.
Kebiasaan anjing ini sih sama aja sama anjing yang lain suka ngegonggong sama kencing berdiri (tapi bukan anjing yang kaki dua, loh!). Dan yang mengerikan adalah dia (si anjing) seneng banget jalan-jalan keliling kampung tanpa menggunakan baju. Wah, gawat…
Yak, balik lagi. Akhirnya dengan semangat 45’ aku pun berangkat. Walaupun dalam hati masih kepikiran apa yang tadi di bilang sama Mama. Dalam hati terus berdoa supaya bisa selamat sampe naik angkot.
Sampe di sebuah gang kecil aku merasakan hal yang aneh. Ada yang ngikutin. Nah, loh. Jangan-jangan ketan… eh, maksudnya setan. Tapi di pikr-pikir lagi ga mungkin masa pagi-pagi ada setan.
Pasti manusia. Tapi kok keanehan timbul lagi, kenapa orang itu gak cepet-cepet ke depan padahal aku udah ngasih jalan untuk dia jalan duluan. Jangan-jangan dia suka lagi sama aku (penyakit geer kambuh).
Akhirnya aku jalan dengan biasa aja. Sampe di jalan yang agak lebar dari gang tadi.
Tiba-tiba aku di kejutkan dengan sesosok mahluk hitam. Dan ternyata dia adalah anjing hitam yang tadi pagi di gosipin sama Mama gara-gara katanya mau cerai sama majikannya dan sedang mencari majikan baru, tapi pengennya majikan baru itu masih muda alias berondong (mang nya artis).
So, pasti melihat sesosok mahluk seperti itu membuat jantungku kembang-kempis. Akhirnya aku teruskan perjalanan, soalnya kalau gak nanti bisa telat sampe sekolah.
Pengen rasanya aku berlari tapi apa daya takut si anjing merasa kalau lagi main Kuch-Kuch Hota Hai
Aku pun biasa berjalan, di belakang selain anjing yang mengikuti ternyata ada segerombolan anak-anak kecil yang memberikan semangat kepada diriku untuk terus berjalan dan tidak berlari (lagian siapa juga yang mau lari orang kaki aja lemes nya minta ampun).
Akhirnya sampailah aku di jalan besar tanpa pikir panjang segera ambil langkah seribu, gara-gara ketakutan. Hampir saja aku mencium apeknya bau mobil.
Saat sudah sampai di seberang aku langsung naik angkot. Aduh, jantung ini rasanya mau copot. Untung itu anjing ga bisa nyebrang jadi bisa aman.
Hikmah dari cerita ini adalah jangan lupa cuci kaki karena mungkin saja si anjing mengira bau kaki kita seperti bau temannya.

Read More..